Sabtu, 13 Agustus 2011

Profil Padepokan


Padepokan Tjipta Boedaja adalah ruang berkesenian di lereng Merapi. Terletak di Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Tjipta Boedaja menjadi wadah berkesenian bagi warga Tutup Ngisor sejak tahun 1937. Adalah Yoso Soedarmo, seorang pegiat kesenian di Tutup Ngisor yang memelopori berdirinya padepokan Tjipta Boedaja. Dari awal berdirinya, Tjipta Boedaja fokus pada kesenian tradisi, khususnya kesenian wayang orang.
Selama beberapa dekade pendopo Tjipta Boedaja mengalami pasang surut dalam proses berkesenian. Rusaknya bangunan pendopo Tjipta Boedaja karena erupsi Merapi tahun 1996 sempat menyurutkan niatan warga Tutup Ngisor dalam berkesenian, namun untungnya hal ini tidak bertahan lama. Diprakarsai oleh Sitras Anjilin (pemimpin padepokan sekaligus putra bungsu Yoso Soedarso), para seniman Tutup Ngisor memugar kembali bangunan pendopo Tjipta Boedaya, tempat mereka berkesenian.
64 tahun berlalu, pendopo Tjipta Budaja di dusun Tutup Ngisor tetap mewadahi keinginan warganya untuk terus berkesenian. Proses yang terus berkembang mengantarkan Tjipta Boedaja terlibat dalam berbagai event nasional dan internasional. Selama 12 tahun terakhir ini, yang tercatat di antaranya adalah: pentas teater di Eksotika Karma Wibangga (Bogor, 1999), Pertukaran Budaya Merapi di Taman Budaya Bandung (2000), pentas teater di Lembaga Indonesia Prancis, Yogyakarta (2001), Wayang Liar di Universitas Atmajaya (Yogyakarta, 2002), Borobudur Internasional Festival (Magelang, 2003), Olahraga Tradisional di Nusa Dua (Bali, 2003), Kolaborasi Ramayana Jawa Thailand di Taman Budaya Jawa Tengah (Surakarta, 2003), Pentas Nyanyian Jiwa di Hotel Aman Jiwa (Magelang, 2004), Satu Tahun Tsunami (Banda Aceh, 2005), rehabilitasi mental korban gempa Bantul (Yogyakarta, 2007), World Dance Day di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (Surakarta, 2007), Tour Workshop Wayang Kulit di Braiton (Abegavani, England 2008), Workshop Wayangion Kulit di England (Wales, 2009), World Dance Day di ISI (Surakarta, 2010), dan rehabilitasi mental korban letusan Gunung Merapi di (Magelang, 2011).
Selain beberapa pentas tersebut, setiap tahunnya Tjipta Boedaja juga mempunyai acara rutin, baik yang diselenggarakan sendiri maupun yang diselenggarakan oleh komunitas di luar Tjipta Boedaja. Sejak tahun 1970, empat pentas yang selalu diselenggarakan sendiri oleh Tjipta Boedaja adalah Festival Suran, Peringatan Maulud Nabi, Hari Proklamasi, dan Idul Fitri. Sejak tahun 2002 sampai sekarang, Tjipta Boedaja menjadi peserta Festival Lima Gunung I—X . Selain itu, sejak tahun 2007 sampai sekarang Tjipta Boedaja juga menjadi peserta Festival Tlatah Bocah.
Photo by Alvein Damardanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar